Senin, 12 November 2018 14:19 WIB
Tuntut Transparansi Anggaran, Aliansi GEMMPAR Gelar Aksi di DPRD Riau
PEKANBARU - Aliansi
Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Masyarakat Pemantau Riau (GEMMPAR)
menggelar aksi didepan Gedung DPRD Riau, Senin, (12/11/2018). Salah satu
agenda aksi tersebut menyoroti dokumen biaya perjalanan dinas pimpinan
DPRD Riau, sebesar Rp213 miliar pertahun yang telah berjalan selama 4
tahun dan diduga fiktif. Selain itu, puluhan massa ini
juga menyoroti Dana Bagi Hasil (DBH) Migas sebesar Rp2,6 triliun yang
hingga saat ini belum dicairkan oleh pusat. "Kita minta
transparansi, bongkar dokumen biaya perjalanan dinas pimpinan dewan,
Septina, Noviwaldy, dan seluruh jajaran anggota DPRD Riau lainnya yang
mencapai Rp213 miliar. Selama 4 tahun sudah sebesar Rp852 miliar yang
diduga fikitf," papar Korlap aksi Rian Tantola.Tidak hanya itu, mereka juga menuntut agar APBD Povinsi Riau atas
kegiatan multiyear segera diperiksa. Yakni Flyover SKA sebesar
Rp159.384.265.000, Flyover Pasar Pagi Rp78.398.668.000, Gedung Mapolda
Riau sebesar Rp170 miliar, dan Gedung Kejati Riau Rp94 miliar. Ditambah
Megaproyek SPAM Rp50 miliar dan anggaran Rp126 miliar Jembatan Siak IV
yang diduga tidak sesuai pelaksanaan kerja. "Di Dinas PUPR, Kadis
PUPR atas nama Dadang Eko Purwanto diduga menjadi saksi kunci dugaan
terlibat monopoli dan menerima aliran dana sebesar 10 persen dari nilai
penawaran oleh perusahaan pemenang lelang," terangnya. "Dugaan
jual beli kegiatan penunjukan langsung (PL) terindikasi kuat dengan
jumlah anggaran Rp120 miliar diduga terjadi jual beri proyek, dari III
UPT di Dinas PUPR yang diduga kuat terjadi jual beli proyek sebesar 18
persen dari Kadis PUPR melalui orang ketiga," paparnya lagi.
Dilanjutkan dengan tunutan terhadap dugaan monopoli proyek dilingkungan
Pemkab Kampar di ULP Kabupaten Kampar tahun 2018 atas 20 kegiatan lelang
yang diduga dilakukan oleh Bupati Kampar Aziz Zaenal, anak Bupati
Kampar Afrizal Hidayat, dan Anggota DPRD Kampar Hendra Yani, serta
Kepala ULP dan Ketua Pokja Budi Abdullah dan Sekretaris Pokja Rahmat
Faisal. Massa GEMMPAR juga menuntut agar kekayaan Migas milik Provinsi Riau diotonomi khusus untuk kesejahteraan masyarakat Riau.
Sementara itu, hingga aksi ini usai, tidak satupun anggota dewan yang
menyambut massa. Massa pun bertolak untuk melanjutkan aksi ke Chevron,
sesuai agenda yang telah dijadwalkan. ***
https://www.goriau.com/berita/pekanbaru/tuntut-transparansi-anggaran-aliansi-gemmpar-gelar-aksi-di-dprd-riau.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar