Senin, 12 November 2018 19:29 WIB
Tiga Entrepreneur Bangkitkan Semangat Milenial UIR Melihat Peluang
PEKANBARU - Tak
perlu ada perasaan ragu dan cemas tuk menjadi orang sukses. Juga tak
masanya lagi fikiran galau tidak dapat pekerjaan setamat kuliah. Semua
peluang bekerja dan berkarya ada di depan mata. Tinggal, sejauhmana Anda
mampu melihat dan memanfaatkan peluang. Demikian simpulan
talkshow bertajuk, 'Membangkitkan Semangat Milenial dalam Melihat
Peluang Segala Sisi (Entrepreneur, Sosial Budaya dan Entertainment) yang
ditaja Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitasi Islam Riau
di Auditorium H. Soeman Hs, Senin sore (12/11). Acara yang
dipandu Teuku Farhan itu menampilkan tiga entrepreneur muda sebagai
pembicara. Masing-masing Ir. H. Novialdy Jusman sebagai Wakil Ketua DPRD
Riau yang juga Pengamat Era Milenial, Wan Aniska (Journalist &
Entrepreneur) dan Muhammad Gusni Putra (Produser Film dan Music serta
Aktivis Sosial sekaligus entrepreneur. Dihadiri ratusan mahasiswa,
talkshow juga diselingi Stand Up Comedy, Live Music dan Teatrikal Puisi
'Darah Juang'. Selain mahasiswa hadir pula Wakil Dekan I Dr. Surizki
Febrianto, SH, MH, Dosen Fakultas Hukum seperti Dr. H. Syafriadi, SH,
MH, Dr. Yudi Krismen, SH, MH dan Roni Sahindra, SH, MH. Serta Wakil
Gubernur BEM Fakultas Hukum Guntur Yurfandi.Menurut Novialdi, di era milenial banyak jalan untuk berbuat yang
terbaik. Hanya dengan memanfaatkan android orang bisa mendapat
pekerjaan. Apalagi kalau kita luangkan pula waktu menimba pengalaman
orang-orang sukses seperti Wan Aniska dan Muhammad Gusni Putra.
"Tak ada orang berhasil meraih impiannya tanpa usaha. Ia bahkan
melakukan beragam inovasi. Jatuh bangun, bangun lagi kemudian jatuh.
Semua rasa pahit itu mereka jalani dengan sabar. Juga kerja keras.
Simaklah kuliah-kuliah tentang entrepreneur atau, bacalah biografi
orang-orang sukses. Mereka memulai usaha dengan modal seadanya tapi
diikuti dengan semangat membara,'' ungkap politisi yang akrab disapa
Dedet ini. Hal senada juga dikatakan Wan Aniska. Jurnalis yang
pernah bekerja di MNC TV ini bercerita tentang kisah hidupnya selama
menjalani profesi wartawan. Dan profesi itu, menurut wanita kelahiran
Siak Sri Indrapura ini, sebenarnya tak nyambung dengan disiplin ilmunya
yang kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen. Ia mengaku,
dirinya adalah wanita bertipe intropek. Pendiam dan tak mampu
beradaptasi dengan orang lain. Untuk berfoto saja ia gropi, tapi
kemudian ia dihadapkan dengan pekerjaan sebagai jurnalis. Harus luwes,
terbuka dan peka terhadap informasi. Tapi kondisi itu membuat dia harus
berbuat sesuatu. Sebab untuk mencapai cita-citanya ia tak bisa berdiam
atau menunggu. Sekarang kita ada di era milenial, dengan satu handphone
saja kita bisa menggenggam dunia. ''Bagi saya adaptasi itu tidak
gampang. Banyak hambatan yang harus dilewati. Saya harus berada di depan
camera dalam segala corak peristiwa seperti banjir, demo, teror bom dan
lain-lain. Belum lagi menyampaikan report lisan secara live atau
menulisnya ke dalam bentuk news dengan beragam versi,'' ujar wanita
cantik berhijab ini. Tapi, tambah Aniska, semua itu dapat ia
lewati melalui proses pembelajaran di lapangan. Penggugahan atas
semangat mahasiswa juga dilakukan Muhammad Gusni Putra. Ia mengajak
mahasiswa agar peduli kepada bangsa. Dan sekarang, tegasnya, kita berada
di era milenial. Perubahan berlangsung sangat cepat. Sebagai generasi
milenial kita harus berpacu, berebut kue dengan cepat pula. Di era ini,
tambahnya, kecepatan sangat penting. Begitupun dengan priority. ''Hayo
kaum milenial kita rebut bersama peluang. Jangan diam dan berpangku
tangan,'' imbuh Gusni Putra mengajak mahasiswa. (rls)
https://www.goriau.com/berita/pekanbaru/tiga-entrepreneur-bangkitkan-semangat-milenial-uir-melihat-peluang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar