Sabtu, 24 Februari 2018 | 18:50:23
Hadapi Dampak Negatif Digitalisasi, Kita Bangun Pemuda yang Pintar
(Foto: Puspen TNI)
JAWATIMUR-
Menghadapi ancaman dampak negatif digitalisasi yang nyata saat ini,
bangsa Indonesia harus membangun pemuda-pemuda yang mampu merubah
dirinya menjadi pemuda yang pintar dan mampu menghadapi ancaman global.
Hal
tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P.
pada acara Silaturahmi dengan Tokoh Masyarakat Malang Raya, bertempat di
Auditorium KH. Masjkur Yayasan Sabilillah Malang, Jawa Timur, Jumat
malam (23/2/2018).
Panglima TNI menyampaikan bahwa
kemajuan pesat yang tak terduga di berbagai bidang khususnya bidang
digital, computing power, dan analisa data selalu memiliki paradoks yang
membuka peluang ancaman. "Beberapa diantaranya yang paling signifikan
adalah ancaman siber atau cyber threats, ancaman biologi atau
bio-threats dan ancaman kesenjangan atau inequality threats," ungkapnya.
"Bayangkan
dengan teknologi digital siber, permasalahan kecil saja bisa dipelintir
dan dimasukan ke media Facebook dan Twitter. Masalah kecil
dibesar-besarkan, akhirnya masyarakat menjadi resah," kata Marsekal TNI
Hadi Tjahjanto.
Lebih lanjut Panglima TNI
mengatakan bahwa melalui teknologi digital dengan memanfaatkan
profiling data dan data analisis, para aktor non state selalu memonitor
pemuda-pemuda yang sering buka internet. Kemudian para pemuda tersebut
'dibina' menjadi apa yang sekarang kita kenal dengan Lone Wolf atau
serigala tunggal.
"Saya sangat mendukung pemikiran
Yayasan Sabilillah ini, untuk menjadikan Masjid Sabilillah bukan hanya
sebagai tempat ibadah tetapi Masjid Sabilillah juga sebagai tempat
peradaban. Bagaimana membangun bangsa menjadi bangsa yang unggul, bangsa
yang benar-benar mampu menghadapi tantangan global," ujar Panglima TNI.
Selain
ancaman siber dan biologi, ancaman kesenjangan ekonomi atau inequality
threats saat ini merupakan ancaman yang berdampak signifikan. Menurut
Panglima TNI, ancaman penguasaan ekonomi oleh sekelompok orang akan
menghasilkan keberlimpahan namun tetap merupakan krisis bagi pihak yang
tidak memilikinya. Hal ini berpotensi menciptakan fenomena kesenjangan
yang semakin lebar di masyarakat.
"Semakin besar
kesenjangan ekonomi maka akan semakin banyak tumbuh bentuk-bentuk
ekstrimisme, radikalisme dan populisme yang pada akhirnya berusaha
mendeligitimasi otoritas pemerintah yang sah," ungkap Panglima TNI.
Panglima
TNI menjelaskan untuk mengantisipasi terhadap berbagai spektrum
tantangan tersebut aparat keamanan tidak bisa berjalan sendiri, perlu
kebersamaan dengan komponen-komponen bangsa lainnya. "Adanya sinergi
yang erat antara TNI dan rakyat tersebut dapat memperkuat ketahanan
nasional, sehingga menciptakan stabilitas yang diperlukan dalam
melaksanakan pembangunan nasional," tutupnya (rls/jon)
http://spiritriau.com/view/Nusantara/104049/Hadapi-Dampak-Negatif-Digitalisasi,-Kita-Bangun-Pemuda-yang-Pintar.html#.WpTgsrjZYbY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar