Wah Gawat, Guru Tak Dapat Honor, 5 Persen MDTA di Rohul Tak Beraktifitas Lagi
PASIRPENGARAIAN (RIAUSKY.COM) -
Dampak tidak lagi menerima honorer bantuan hibah Pemkab Rokan Hulu
(Rohul) sejak tahun 2016, sekitar 5 persen dari 335 Madrasyah Diniyah
Takmaliyah Awaliyah (MDTA) yang ada di Rohul, kini tidak beraktifitas
lagi.
Itu diakui Kepala Kantor Kementrian Agama
(Kakankemenag) Rohul, Syahrudin,M.Sy, Senin (29/1/2018), namun hingga
kini dirinya terus mengajukan untuk bantuan hibah ke Pemkab Rohul, agar
2.600 lebih guru MDTA bisa mendapatkan bantuan honorer.
Kata Syahrudin, dirinya berharap Pemkab
Rohul bisa mengalokasikan bantuan hibah untuk guru MDTA di Rohul, yang
pendapatan mereka sangat minim dan itu tergantung dari jumlah murid yang
belajar di sekolah tersebut.
“Dari pendataan petugas kita, diperkirakan
sekitar 5 persen MDTA di Rohul sudah tidak lagi beraktifitas. Pengelola
MDTA tidak lagi mampu bayar honorer guru MDTA, apalagi bila muridnya
sedikit. Dulunya, mereka bisa membantu guru tersebut Rp200 ribu per
bulan, yang diberikan melalui dana hibah dari ABPD Rohul, namun kini
tidak ada lagi menerima,” kata Kakan Kemenag Rohul.
Selain itu jelas Kakan Kemenag lagi,
pihaknya setiap tahunnya terus memasukan usuoan bantuan guru MDTA ke
Pemkab Rohul. Hanya saja, pihak Pemkab Rohul menyatakan, DPRD tidak
berani mengetuk palu untuk mengesahkan bantuan hibah tersebut.
“Sehingga, tahun ini kita berharap bisa
dimasukan melalui Kesra, walaupun mereka menyatakan tidak dibolehkan
dibayarkan. Para guru MDTA terakhir menerima bantuan tahun 2015 besaran
Rp200 ribu per guru, dan diberikan kepada 2.600 lebih guru yang
totalnya mencapai Rp5 miliar,” terang Syahrudin.
Walaupun di tolak, Kakan Kemenag tetap
memasukan kembali usulan tersebut, dan rencananya akan ada pertemuan
MDTA se-Rohul, nantinya usulan untuk membuat Perda.
“Dampak tidak adanya bantuan honorer guru
MDTA, di kecamatan Rambah ada 5 MDTA yang sudah tidak beroperasional.
Karena, MDTA yang beratnya untuk operasional honorer guru. Apalagi,
rata-rata mereka hanya menerima honorer sangat rendah dan itu kemapuan
bantuan wali murid, itu antara Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per
bulannya. Bila ada bantuan dana hibah maka para guru MDTA bisa
terbantu,” ucap Kakan Kemenag.
Namun jelas Syahrudin, seperti di
Kabupaten Siak, dijadikan biaya operasional yang diklasifikasi langsung
dari APBD Kabupaten. Juga halnya seperti guru MDTW tingkat SLTP di 16
kecamatan, tenaga pendidik bisa digaji pemerintah.
“Kita beharap, Pemkab dan DPRD Rohul bisa
mengakomodir bantuan hibah honorer guru MDTA di Rohul, sehingga
keberadaan MDTA di Rohul yang mendidik anak sejak dini terhadap
pendidikan Agama Islam bisa terus berjalan dan beroperasi. Karena MDTA
sangat penting sekali, sehingga anak-anak di Rohul bisa mendapatkan
pendidikan agama yang baik sejak dini, kalau di sekolah umum mereka
hanya sedikit dapatkan pendidikan agama,” sebut Kakan Kemenag lagi. (R11/Mcr)
http://riausky.com/mobile/detailberita/24023/wah-gawat-guru-tak-dapat-honor-5-persen-mdta-di-rohul-tak-beraktifitas-lagi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar