Rabu, 04 April 2018 22:54 WIB
Hadiri Haul di Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi
Moeldoko: Dari Pesantren Bisa Lahir Pemimpin dan Orang-orang Besar di Masa Depan
JAKARTA - Tidak banyak orang tahu bahwa Kepala Staf
Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko melewatkan hari-hari masa
kecilnya di sebuah langgar/surau di kampungnya. "Saya
bahkan sering tidur di langgar hanya beralaskan tikar," tutur Moeldoko
di hadapan sekitar tiga puluh ribu santri Pondok Pesantren Darussalam,
Blok Agung, Banyuwangi dalam acara Haul Masyayikh Kiai Mukhtar Safa'at
Abdul Ghofur, Rabu (4/4/2018).Acara ini diselenggarakan tanggal
17 Rajab setiap tahunnya. Di hadapan para ulama, kiai, jamaah dan
santri, Moedoko mengisahkan secuil masa lalunya sebagai Moeldoko kecil. Ia
adalah anak keluarga petani yang hidupnya sangat sederhana dan penuh
perjuangan. Guru ngaji di langgar atau surau kecil menjadi bagian
penting yang menempa karakter sosok Moeldoko kecil.
"Mungkin banyak yang mengira saya lahir dari lingkungan keluarga kaya
atau keluarga orang penting. Itu sama sekali tidak benar," tegas
Moeldoko. Sebagai anak petani kecil, sekolah sampai bisa ke
jenjang SMA pun butuh perjuangan yang sangat berat. Karena itulah sistem
pendidikan di pesantren menjadi sebuah alternatif penting yang bisa
menanamkan dan menumbuhkan karakter-karakter anak bangsa yang kuat dan
tangguh. Pondok pesantren Darussalam didirikan sejak tahun 1951
oleh Kyai Mukhtar Safa'at Abdul Ghofur. Ponpes ini merupakan pondok
pesantren tertua dan terbesar di kawasan Banyuwangi.Mereka yang
datang ke acara haul dari berbagai pulau di Indonesia sepakat menanamkan
pentingnya persaudaraan dan toleransi di antara semua elemen bangsa.
Oleh karena itulah Presiden Joko Widodo juga selalu memberi perhatian
besar pada semua pondok pesantren dalam setiap berbagai bentuk program
langsung ataupun tidak langsung.Hal ini disampaikan Moeldoko yang
menceritakan sejumlah program ekonomi umat seperti bank wakaf mikro
yang dilakukan Presiden dan juga hubungan baik presiden dengan
negara-negara Islam."Dalam pertemuan dengan Presiden Afganistan
sekitar dua minggu lalu, Presiden Afganistan selain menyampaikan respek
dan kekagumannya pada bangsa Indonesia yang mampu hidup rukun dalam
demokrasi yang dewasa, Presiden kita juga diingatkan oleh Presiden
Afganistan untuk terus menjaga keutuhan bangsa,รข€ ujar Moeldoko.
Hal ini diamini ketua pondok pesantren yang menyambut kedatangan
Moeldoko dengan mengingatkan kembali indahnya keberagaman yang dimiliki
bangsa Indonesia dengan 17 ribu pulau yang dimiliki dan ribuan suku
bangsa di dalamnya.Moeldoko menyayangkan adanya kelompok yang
mengatasnamakan muslim namun perilakunya justru menyebarkan kebencian
dan fitnah yang bisa memecah-belah bangsa. Terkait situasi
tersebut kepada para santri yang hadir, Moeldoko menyampaikan pesan dari
Presiden Jokowi agar para santri bersama-sama menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dan tidak mudah terprovokasi oleh berita bohong atau
hoaks."Saya yakin dari Pondok Pesantren Darussalam ini bisa lahir
generasi muda yang bisa menjadi pemimpin di masa depan, bisa jadi
menteri atau bahkan presiden sekalipun," tegas Moeldoko. Semua
kemungkinan terbuka bagi siapapun untuk menjadi apapun dalam kehidupan
bangsa indonesia saat ini yang semakin demokratis. Demikian ditegaskan
Moeldoko pada para santri dan seluruh tamu undangan.Hal ini
sesuai dengan semangat dalam sistem pendidikan di Pondok Pesantren
Darussalam Blok Agung yang mengutamakan pembentukan karakter yang
toleran terhadap perbedaan sebagaimana disampaikan oleh Abdul Kholik,
Kepala Bidang Pendidikan Pondok Pesantren Darussalam. Dalam
hubungan dengan situasi aktual saat ini di mana bangsa Indonesia tengah
memasuki masa pesta demokrasi, karakter yang toleran akan sangat
mendukung terciptanya pesta demokrasi yang damai dan aman.***
https://www.goriau.com/berita/gonews-group/moeldoko-dari-pesantren-bisa-lahir-pemimpin-dan-orangorang-besar-di-masa-depan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar