BANGKINANG - Tahun 2018 ini, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang, Kampar, Riau akan melanjutkan pembangunan gedung baru yang direncanakan berlantai lima. Manajemen rumah sakit yang telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) mematok target pada tahun 2019 mendatang RSUD ini akan menjadi rumah sakit rujukan regional bersama tiga RSUD lainnya di Riau.

Direktur RSUD Bangkinang dr Andri Justian kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (4/1/2018) menjelaskan, untuk menjadi rumah sakit rujukan regional. Diantara syaratnya minimal 200 bed atau tempat tidur, sementara saat ini RSUD Bangkinang masih memiliki 130 bed.

Kekurangan 70 bed lagi, diharapkan dari gedung baru yang masih dalam tahap pembangunan. Kelanjutan pembangunan gedung baru telah dipastikan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dimana pada tahun ini Kemenkes RI menganggarkan dana Rp 19 miliar dari dana alokasi khusus (DAK). ''Kalau gagal bisa diambil kabupaten,'' ucapnya Andri.

Jika rencana lima lantai ini tidak selesai oleh dana dari pemerintah pusat maka pihaknya akan minta ke Pemerintah Kabupaten Kampar. Seperti diberitakan pada 25 September 2017 lalu, pembangunan gedung baru ini direncanakan lima lantai.

Sebagaimana dikemukakan Bupati Kampar pada saat ground breaking atau peletakan batu pertama gedung baru RSUD Bangkinang, Senin 25 September 2017 lalu, gedung baru ini akan dibangun lima lantai. Untuk tahap awal, selama 120 kerja hingga akhir tahun 2017 dibangun pondasi dengan dana Rp 10 miliar. Kemudian Pemkab Kampar mengharapkan ada tambahan dana Rp 58 miliar lagi dari pemerintah pusat pada tahun anggaran 2018 untuk kelanjutan pembangunannya.

Andri menambahkan, dengan kekuatan dana Rp 19 miliar, saat ini masih sedang dikaji oleh pihak konsultan untuk pembangunan tiga lantai. ''Rancangan awal lima lantai. Karena DAK sedikit. Saat ini masih sedang dikaji. Bisa tiga atau empat. Bupati ingin lima lantai. Kalau lima nanti dilanjutkan dengan dana APBD Kampar,'' katanya.

Pihaknya juga masih berupaya menargetkan akreditasi B karena ini juga bagian dari upaya menjadikan rumah sakit ini menjadi rumah sakit rujukan regional.

Ia juga mengaku tenaga medis untuk sub spesdialis masih kurang. Sementara dokter spesialis saat ini ada 22 orang dokter spesialis, 12 dokter umum yang aktif melayani ditambah dokter gigi 5 orang dan sisanya perawat, bidan dan karyawan lain. "Yang kurang sub spesialis. Spesialisas penunjang masih kurang tapi ada yang masih sekolah. Sub spesialis bisa didatangkan dari Pekanbaru sekali seminggu,'' bebernya.

Dari pantauan di lokasi pembangunan gedung baru, pondasi dan sejumlah tiang telah tampak berdiri, tidak ada aktivitas pekerja di lokasi yang masih dipagari dengan atap seng itu. Satu unit alat berat tampak ada di lokasi. ***

https://www.goriau.com/home.html