Rabu 20 Desember 2017, 10:59 WIB
Cantiknya Siak, Kota Pusaka Pewaris Kerajaan Islam di Riau
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Foto: ist.
Siak -
Kota Siak Sri Indrapura merupakan Ibu Kota Kabupaten Siak di
Riau. Kota ini menjadi kota di Riau yang ditetapkan sebagai kota pusaka.
Kota
Siak Sri Indrapura, atau lazimnya disebut kota Siak, jaraknya sekitar
98 km dari Pekanbaru. Jika menggunakan roda empat, membutuhkan waktu
sekitar 2 jam 20 menit. Kota Siak ini berada di pinggiran sungai Siak
yang terkenal sungai terdalam di Indonesia.
Penetapan kota pusaka
ini dilakukan Kementerian PUPR melalui Dirjen Cipta Karya pada 15
Desember 2017. Untuk meraih kota pusaka ini, tentunya membutuhkan
perjuangan yang cukup panjang dilakukan Pemkab Siak dalam hal ini, Dinas
PU Siak. Perjuangan itu dilakukan sejak Februari 2016 lalu dengan
berbagai kajian yang harus dilakukan.
Untuk mengajukan sebagai kota pusaka, Pemkab Siak punya segudang alasan
yang sangat layak sebagai pertimbangan pemerintah pusat. Karena di Kota
Siak ini, menyimpan bukti sejarah masa lampau akan kerajaan-kerajaan
Islam yang dikenal dengan Kerajaan Siak Sri Indrapura.
Peninggalan sejarah paling fenomenal Istana Siak yang masih kokoh hingga
saat ini. Termasuk juga gedung Balai Kerapatan Adat kerajaan yang masih
tersisa hingga sekarang. Masjid Sultan Siak juga masih berdiri dengan
kokoh.
Tak hanya itu, sebuah kapal terbuat dari baja besi yang
pernah mengarungi hingga ke Eropa, menjadi saksi bisu akan kejayaan
kerajaan Siak masa lalu. Kapal milik Sultan Siak itu dapat dijumpai di
sebelah Istana Siak. Kapal itu juga sebagai angkutan Sultan Siak kala
menghadiri penobatan Ratu Belanda sebelum kemerdekaan.
Berbagai
bukti sejarah itu, hingga kini masih 'tersimpan' rapi bak mesuem raksasa
yang bisa disaksikan langsung di kota Siak itu.
Kota pusaka
merupakan program Kementrian PUPR dalam pelestarian dan penataan
situs-situs tinggalan sejarah. Tujuannya tidak lain, progam kota pusaka
ini adalah menjaga indentitas kota berdasarkan sejarah awal berdirinya
kita tersebut.
Defenisi kota pusaka, adalah sebagai kota yang
didalamnya terdapat kawasan cagar budaya dan bangunan cagar budaya yang
memiliki nilai-nilai penting bagi kota dan masyarakatnya.
"Selain
itu juga mengantisipasi terhadap lajunya pembangunan infrastruktur dan
semakin mengglobalnya budaya luar yang cenderung menyebabkan budaya lama
terancam hilang," kata Kepala PU Pemkab Siak, Irving Kahar Arifin dalam
perbincangan dengan detikcom, Rabu (20/12/2017).
Dalam
sejarahnya, Kota Siak tercatat peninggalan kerajaan Melayu Islam yang
pernah berjaya di abad 18 dan 20. Masih kokohnya peninggalan sejarah
masa lalu itu, menjadi tantangan tersendiri untuk terus dijaga.
Program
kota pusaka inilah, akan memelihara, melestarikan, menata dan
mewariskan kembali pada generasi berikutnya dengan memberikan nilai
tambah terhadap bangunan sejarah tersebut.
Terhadap program kota
pusaka ini, Pemkab Siak di bawah pimpinan Bupati Syamsuar ini, akan
membuat delinasi sebagai batasan kawasan. Pola pembangunannya harus
betul-betul diatur dan ditata dengan tetap menonjolkan bangunannya
sebagai ikon kota pusaka.
"Dan pengelolaannya harus ditetapkan
dalam bentuk badan pengelola. Segala bentuk pembangunan dan perizinan
harus mendapat rekomendasi dari badan pengelola. Dengan demikian,
pelestarian cagar budaya yang ada akan tetap terjaga dengan baik," kata
Irving.
Dengan ditetapkan sebagai kota pusaka, maka pembiayaan untuk pelestariannnya akan dibantu dari anggaran APBD, APBD dan CSR.
Untuk kawasan kota pusaka Siak deliniasinya adalah kawasan kota, hingga ke Mempura (sekitar kota Siak) sekaligus aliran sungai Siak. Kawasaan itu sebagai pusaka saujana yang memiliki arti penting dari kejayaan kerajaan Siak mulai dari Sultan pertama hingga Sultan terakhir.
Siak ke
depannya akan terus mengembangkan potensi sungai Siak sebagai pusaka
saujana yang memiliki arti penting dengan membuat wisata air untuk
melestarikan pusaka Siak.
"Rencana ke depan, akan dilakukan
kajian rencana tatan bangunan dan lingkungan (RTBL) untuk menentukan
zona inti dan zona pendukung," kata Irving.
Zona inti itu
nantinya merupakan daerah terbatas yaitu zona di mana akan diatur
tentang tinggi bangunan yang diizinkan. Ada lagi zona yang hanya boleh
bagi penjalan kaki dan zona non smoking area.
"Ini merupakan kebijakan lokal dari Pemda Siak," kata Irving.
Dalam
mendukung program kota pusaka ini, Bupati Siak Syamsuar telah
berkomitmen membuat regulasi pendukung lainnya. Misalkan saja, Perda
Bangunan Gedung Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) yang satu-satunya hanya ada
di Riau saat ini. Tim itu akan diketui OK Nizami Jamil tokoh Siak yang
orangtuanya dulu bagian dari jajaran penting di kesultanan Siak.
Regulasi lainnya adalah, adanya Perbup Kampung Adat, Perbup RTBL.
Di
Indonesia sebelumnya tercatat ada 49 kota dan kabupaten yang telah
ditetapkan sebagai kota pusaka. Dan Siak merupakan 5 kabupaten kota
lainnya yang selanjutnya menyusul sebagai kota pusaka hingga akhir tahun
2017. Dengan penambahan 5 kota tersebut, maka di Indonesia saat ini
tercatat ada 54 kota yang ikut dalam program kota pusaka. Dan untuk
Provinsi Riau baru Siak mengukir sejarah sebagai yang pertama.
Menurut
UU No 11 Tahun 2010, cagar budaya ada yang bersifat tangible (ragawi)
dan intangible (non ragawi). Kota Siak memiliki cagar budaya yang
bersifat ragawi yaitu bangunan cagar budaya, benda cagar budaya, kawasan
cagar budaya sebanyak 43 buah. Sedangkan yang bersifat non ragawi
seperti kebudayaan, makanan tari-tarian dan yang lainnya ada 36 jenis.
"Penetapan
kota pusaka Siak ini bukanlah hasil akhir yang dicapai. Namun ini baru
langkah awal dari tahapan yang harus dilalui setelah menyelesaikan
sejumlah dokumen sesuai program yang ada. Masih ada tahapan penting
lainnya dalam penyusunan RTBL, serta perencaan teknis lainnya," kata
Irping.
Kota Siak sejak otonomi daerah, jauh lebih baju dibandung
masa orde baru. Dulunya, Siak ini hanyalah salah satu kecematan dari
Kabupaten Bengkalis. Dulu, untuk mendapatkan kota Siak dari Pekanbaru,
kendaraan harus menyeberang dengan kapal atau sampan. Ini karena saat
itu belum ada jembatan yang bisa mengakses langsung ke kota Siak.
Di
zaman Presiden SBY, sebuah jembatan megah yang menjadi andalan
masyarakat setempat akhirnya diresmikan. Bangunan yang megah itu menjadi
destinasi tersendiri di kota Siak.
Dari tahun ke tahun, kota
Siak terus berbena bak gadis yang akan tumbuh menjadi dewasa. Di sana
sani kita Siak terus bersolek dirinya. Dulunya sebuah kawasan kumuh
terlihat dengan jelas di pinggiran sungai Siak.
Kini, bangunan
yang dulunya tak elok dipandang, sudah berubah menjadi sebuah turap
raksasa membentang angkuh di bantaran sungai. Dengan susunan turap yang
rapi, kawasan itu menjadi tempat wisata tersendiri sambil menyaksikan
kapal-kapal yang melintas di sungai. Penasaran akan indahnya kota Siak,
tak ada salahnya Anda mampir ke sana.
(cha/asp)
https://news.detik.com/berita/d-3777757/cantiknya-siak-kota-pusaka-pewaris-kerajaan-islam-di-riau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar