Dua Orang Tewas Dalam Unjuk Rasa di Iran
Januari
01
/ 2018
15:49 WIB
Oleh : Newswire
Unjuk rasa yang dilakukan warga Iran. - Reuters
Bisnis.com, JAKARTA - Dua orang tewas dalam rangkaian unjuk rasa yang berlangsung di Iran.
Reuters yang mengutip kantor berita ILNA,
Senin (1/1/2018), mengatakan anggota parlemen Hedayatollah Khademi
menyatakan ada dua orang yang meninggal karena luka tembakan dalam unjuk
rasa di Izeh, sebuah kota di barat daya Iran. Selain itu, ada pula
beberapa korban cedera lainnya.
Keduanya tewas dalam demonstrasi
yang berlangsung Minggu (31/12). "Saya tidak tahu apakah penembakan
kemarin dilakukan oleh peserta unjuk rasa atau polisi. Peristiwa ini
masih dalam penyelidikan," ujar Khademi.
Dengan demikian, hingga
kini tercatat empat orang korban meninggal dalam serangkaian unjuk rasa
sejak beberapa hari ini. Rangkaian demonstrasi ini dinilai sebagai yang
paling serius sejak 2009.
Pesan yang disebarkan lewat media sosial
mendesak warga Iran untuk melakukan unjuk rasa di Teheran dan 59 kota
lainnya. Sebagian besar wilayah Iran telah diguncang demonstrasi besar
sejak 4 hari yang lalu, ketika unjuk rasa memprotes kenaikan harga di
Mashhad berubah membawa isu politik.
Protes terus berlangsung
walaupun Presiden Iran Hassan Rouhani berupaya tetap tenang. Dia
menyatakan warga Iran memiliki hak untuk mengkritisi pemerintah tapi
mewanti-wanti adanya pengawasan ketat.
"Pemerintah tidak akan
menoleransi mereka yang merusak properti publik, melanggar kebijakan
publik, dan menciptakan ketidaktentraman di masyarakat," paparnya dalam
siaran televisi.
Aparat keamanan telah melakukan berbagai
pembatasan dengan harapan dapat menghindari eskalasi krisi yang lebih
tinggi, didorong oleh situasi ekonomi dan korupsi. Kemarahan yang
dirasakan pengunjuk rasa pun membuat mereka mengalihkan sorotannya ke
pemerintahan klerik Iran, yang berkuasa sejak Revolusi Iran 1979.
Beberapa
orang bahkan meminta Pemimpin Agung Ayatollah Ali Khomeini untuk mundur
dan menyanyikan lagu yang menggambarkan pemerintah sebagai pencuri.
Sumber : Reuters
Tidak ada komentar:
Posting Komentar